Museum Wayang Jakarta – Sejarah, Harga Tiket, dan Jam Operasional

Museum Wayang Jakarta merupakan museum yang berisikan boneka yang terbuat dari kayu ataupun kulit. Wayang merupakan seni pertunjukkan tradisional yang berasal dari Indonesia dan berkembang pesat terutama di pulau Jawa dan Bali yang menjadikannya Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO pada tahun 2003. Museum ini satu lokasi dengan Museum Fatahillah atau Museum Sejarah Jakarta.

Gedung Museum Wayang
Gambar : Gedung Museum Wayang (Salsa Wisata)

Sejarah Museum Wayang Jakarta

Museum Wayang yang berlokasi di Jakarta Barat ini mengalami beberapa kali perombakan. Dulunya bangunan ini pada tahun 1640 bernama De Oude Hollandsche Kerk (Gereja Lama Belanda). Pada tahun 1732 bangunan ini direnovasi dan berganti nama menjadi De Nieuwe Hollandse Kerk (Gereja Baru Belanda). Bangunan ini sempat hancur akibat gempa bumi yang terjadi pada tahun 1808.

Setelah tahun 1912, bangunan tersebut mulai dirombak secara keseluruhan menjadi gaya rumah Belanda yaitu Neo Renaissance yang dimiliki oleh perusahaan Geo Wehry and Co. Pada tahun 1936 gedung ini sempat dijadikan monumen, setelah satu tahun berikutnya gedung ini dibeli oleh Bataviasche Genootschaap van Kusten en Wetenschappen yaitu sebuah organisasi yang bergerak di bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Pada tanggal 22 Desember 1939, Gubernur Belanda, Tjarda van Starkenborgh mengubah bangunan tersebut menjadi museum Batavia Lama. Akan tetapi, selama penjajahan Jepang di Indonesia, museum Batavia Lama menjadi tidak terawat dengan baik.

Setelah kemerdekaan Indonesia, pada tahun 1957 sebuah organisasi bernama LKI (Lembaga Kebudayaan Indonesia) mengambil alih bangunan tersebut dan mengganti namanya menjadi Museum Jakarta Lama. Akan tetapi, pada tanggal 1 Agustus 1960, kata “Lama” resmi dihilangkan sehingga menjadi Museum Jakarta. 2 tahun setelahnya, tanggal 16 September, Lembaga Kebudayaan Indonesia menyerahkan kembali pengelolaan kepada Pemerintahan Indonesia kepada Provinsi Jakarta. Pada tanggal 13 Agustus 1975, museum tersebut akhirnya diresmikan oleh Wali Kota Jakarta yaitu bapak Ali Sadikin. Beliau sangat senang dan kagum dengan inventarisasi dan kebudayaan wayang.

Koleksi Museum Wayang Jakarta

Koleksi Wayang
Gambar : Koleksi Wayang (Topcareer)

Museum Wayang memiliki berbagai jenis koleksi dan bentuk wayang dari seluruh Indonesia, yang terbuat dari kayu, kulit ataupun bahan-bahan yang lain. Wayang-wayang yang berasal dari luar negeri juga di sini, contohnya dari China ada Wayang Potehi. Hingga kini museum tersebut mengoleksi lebih dari 4.000 buah wayang, yang terdiri dari wayang kulit, wayang golek, wayang kardus, wayang rumput, wayang janur, topeng, boneka, wayang beber dan gamelan. Rata-rata boneka yang dikoleksi berasal dari Eropa, meskipun ada juga yang berasal dari beberapa negara non-Eropa seperti Thailand, Suriname, China, Vietnam, India dan Kolombia.

Boneka Si Unyil & Temannya
Gambar : Boneka Si Unyil & Temannya (Travelingyuk/Yudi Rahmatullah)

Lokasi Museum Wayang Jakarta

Harga Tiket Masuk Museum Wayang Jakarta

Individu/Perorangan

  • Dewasa : Rp 5.000
  • Anak/pelajar : Rp 2.000
  • Mahasiswa : Rp 3.000

Rombongan/Grup

  • Dewasa : Rp 3.750
  • Anak/pelajar : Rp 1.500
  • Mahasiswa : Rp 2.250

*Rombongan/Grup (minimal 30 orang)

*Tiket hanya dapat dibeli secara langsung di lokasi. Pembayaran yang tersedia kini hanya non-tunai menggunakan kartu Jakcard.

Tiket Gratis

  • Lansia usia di atas 60 tahun dengan menunjukkan KTP (Kartu Tanda Pengenal)
  • Penerima Kartu Jakarta Pintar dengan menunjukkan KJP
  • Pengunjung disabilitas
  • Anak usia di bawah 3 tahun

Jam Operasional Museum Wayang Jakarta

  • Buka : Selasa – Minggu
  • Tutup : Senin
  • Jam : 09.00 – 15.00 WIB

Cara Menuju Museum Wayang Jakarta

KRL Commuter Line

  • Dari arah Bekasi harus transit di Stasiun Manggarai lalu naik tujuan Stasiun Jakarta Kota. Dari Stasiun Jakarta Kota berjalan kaki sekitar 400 meter menuju museum yang dituju.
  • Dari arah Bogor dan Depok bisa langsung naik kereta tujuan akhir Stasiun Jakarta Kota. Dari Stasiun Jakarta Kota berjalan kaki sekitar 400 meter menuju museum yang dituju.
  • Dari arah Tangerang maka harus transit di Stasiun Duri lalu naik kereta tujuan Stasiun Manggarai. Dari Stasiun Manggarai naik kereta tujuan Stasiun Jakarta Kota. Dari Stasiun Jakarta Kota berjalan kaki sekitar 400 meter menuju museum yang dituju.

MRT (Mass Rapid Transit)

Naik dari stasiun MRT mana saja lalu turun di Halte Bundaran HI. Dari sana jalan menuju ke arah Halte Transjakarta Bundaran HI. Dari Halte Bundaran HI sambung dengan Transjakarta koridor 1 (Blok M-Kota) lalu turun di Halte Transjakarta Kota. Dari Halte Transjakarta Kota cukup berjalan kaki sejauh 350 meter menuju museum yang dituju.

Transjakarta

  • Dari Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat bisa langsung naik Transjakarta koridor 1 (Blok M-Kota) lalu turun di Halte Transjakarta Kota. Dari Halte Transjakarta Kota cukup berjalan kaki sejauh 350 meter menuju museum yang dituju.
  • Dari Jakarta Utara bisa langsung naik Transjakarta koridor 1A (PIK-Balai Kota) lalu turun di Halte Transjakarta Kota. Dari Halte Transjakarta Kota cukup berjalan kaki sejauh 350 meter menuju museum yang dituju.
  • Dari Jakarta Timur naik koridor 9 (Pinang Ranti-Pluit) lalu turun di Halte Transjakarta Semanggi. Dari sana menyeberang ke Halte Transjakarta Bendungan Hilir. Lalu lanjut naik TransJakarta koridor 1 (Blok M-Kota) dan turun di Halte Transjakarta Kota. Dari Halte Transjakarta Kota cukup berjalan kaki sejauh 350 meter menuju museum yang dituju.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *