Museum Satria Mandala merupakan museum yang menyimpan berbagai benda sejarah yang berkaitan dengan perjuangan TNI dari tahun 1945 hingga sekarang. Museum ini berlokasi di Jl. Gatot Subroto, Jakarta Selatan dekat dengan Museum Polri. Dulunya museum ini dikenal sebagai Wisma Yaso yang merupakan bekas rumah Ratna Sari Dewi Soekarno.
Sejarah Museum Satria Mandala
Dalam upaya melestarikan nilai-nilai luhur perjuangan tahun 1945, pimpinan TNI memberikan tugas kepada Brigjen TNI Nugroho Notosusanto sebagai kepala pusat sejarah TNI untuk bertanggung jawab dalam melaksanakan dan mempersiapkan rencana pembangunan museum pada tahun 1968. Nugroho Notosusanto ingin menunjukkan peran militer di Indonesia dan mewariskannya ke generasi berikutnya.
Awalnya rencana pembangunan akan menggunakan istana presiden yang terletak di Bogor, akan tetapi tidak diizinkan oleh Presiden Soeharto. Maka dari itu, Presiden Soeharto memberikan saran untuk menggunakan rumah Ratna Sari Dewi Soekarno atau pada saat itu disebut Wisma Yaso. Rumah ini akhirnya dipugar dan direnovasi mulai tanggal 15 November 1971. Kemudian pada tanggal 5 Oktober 1972, Presiden Soeharto meresmikan museum tersebut tepat saat hari tentara berlangsung. Nama Satria Mandala diambil dari bahasa Sansekerta yang artinya lingkungan keramat para ksatria.
Awalnya museum ini hanya bisa menampung sekitar 20-an diorama, akan tetapi pada tahun 1987, dibangunlah sebuah gedung tambahan yang bernama Waspada Purbawisesa dengan tujuan untuk memberikan pendidikan Pancasila. Gagasan tersebut terjadi karena banyaknya protes dari para muslim konservatif yang terjadi di Tanjung Priok. Pada tahun 2010, museum ini mulai diakui oleh pemerintah sebagai salah satu warisan budaya.
Koleksi Museum Satria Mandala
Di dalam museum ini terdapat berbagai macam koleksi berupa diorama, senjata, foto, patung pahlawan TNI, Panji-panji TNI, pesawat terbang TNI, helikopter, tank, ranjau, torpedo, meriam, rudal, miniatur alat tempur TNI, koleksi panglima besar Jenderal Sudirman, koleksi Letjen Oerip Soemohardjo, koleks Jenderal A.H Nasution, koleksi Jenderal H.M Soeharto dll.
Lokasi Museum Satria Mandala
Harga Tiket Museum Satria Mandala
Individu/Perorangan
- Dewasa : Rp 5.000
- Pelajar/Mahasiswa/Anak-anak : Rp 3.000
Jam Operasional Museum Satria Mandala
- Buka : Selasa – Minggu
- Tutup : Senin/Libur Nasional
- Jam : 08.00 – 17.00 WIB
Cara Menuju Museum Satria Mandala
KRL Commuter Line
- Dari arah Bekasi transit di Stasiun Manggarai dan di Stasiun Tanah Abang lalu naik KRL tujuan Stasiun Rangkasbitung dan turun di Stasiun Kebayoran, setelah itu perjalanan bisa dilanjutkan dengan naik Grab/Gojek menuju museum yang dituju.
- Dari arah Bogor dan Depok transit di Stasiun Manggarai dan di Stasiun Tanah Abang lalu naik KRL tujuan Stasiun Rangkasbitung dan turun di Stasiun Kebayoran setelah itu perjalanan bisa dilanjutkan dengan naik Grab/Gojek menuju museum yang dituju.
- Dari arah Tangerang maka harus transit di Stasiun Duri lalu naik kereta tujuan Stasiun Manggarai dan turun di Stasiun Tanah Abang, setelah itu naik KRL tujuan Stasiun Rangkasbitung dan turun di Stasiun Kebayoran, dari Stasiun Kebayoran perjalanan bisa dilanjutkan dengan naik Grab/Gojek menuju museum yang dituju.
MRT (Mass Rapid Transit)
Kalian bisa naik MRT dari sepanjang stasiun pemberhentian Lebak Bulus hingga Bundaran HI. Dari arah Lebak Bulus atau Bundaran HI, turun di Stasiun MRT Bendungan Hilir. Dari Stasiun MRT Bendungan Hilir, perjalanan dilanjutkan dengan naik Grab/Gojek menuju museum yang dituju.
Transjakarta
Halte Transjakarta yang terdekat dari museum adalah Halte Museum Satria Mandala. Transjakarta yang melayani penumpang di Halte Museum Satria Mandala yakni Transjakarta koridor 9D (Pasar Minggu – Tanah Abang).
One thought on “Museum Satria Mandala – Sejarah, Harga Tiket, dan Jam Operasional”