Museum Penerangan merupakan sebuah museum komunikasi yang berlokasi di dalam kompleks Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang saat ini dikelola oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Museum ini satu lokasi dengan Museum Listrik dan Energi Baru, Museum Pencak Silat, Museum Pemadam Kebakaran, Museum Hakka Indonesia, Museum Keprajuritan Indonesia, Museum Perangko, Museum Komodo & Taman Reptil, Museum Pusaka, Museum Transportasi, Museum Indonesia dan Museum Batik Indonesia.
Sejarah Museum Penerangan
Museum ini dibangun pada tahun 1991 oleh Ibu Tien Soeharto di atas lahan seluas 10.850 m2 dengan luas bangunan 3.980 m2 dan diresmikan pada tanggal 20 April 1993 oleh Presiden Soeharto. Bentuk rancangan bangunan museum ini berbentuk bintang bersudut lima yang melambangkan Pancasila dan lima unsur penerangan. Museum ini digunakan untuk mengumpulkan, mempelajari, menggelar, dan merawat objek sejarah penerangan dan komunikasi sekaligus sebagai media komunikasi massa keenam setelah tatap muka, radio, TV, film, dan pers.
Di halaman depan terdapat juga tugu yang menyangga lambang Departemen Penerangan “Api Nan Tak Kunjung Padam” yang dikelilingi oleh lima patung juru penerang serta air mancur, pertemuan air dari atas tugu dengan air yang memancar dari bawah, melambangkan hubungan timbal balik antara pemerintah, masyarakat, dan media massa. Museum yang terdiri dari tiga lantai ini, melambangkan kehidupan masa lalu (Past), masa kini (Present) dan masa mendatang (Future). Puncak gedung yang berbentuk silinder, merepresentasikan kenthongan sebagai unsur penerangan tradisional, menyangga menara antena sebagai unsur modern.
Koleksi Museum Penerangan
Di museum ini terdapat koleksi di area luar gedung yaitu 4 mobil siaran luar Televisi Republik Indonesia (TVRI), mobil panggung penerangan, mobil unit Sinerama PFN, mobil siaran luar Radio Republik Indonesia (RRI), serta mobil siaran luar TVRI pertama yang digunakan untuk meliput kegiatan Asian Games IV di Jakarta pada tahun 1962 dan mesin cetak tiga zaman.
Koleksi di lantai 1 terdapat benda-benda yang mempunyai nilai sejarah informasi dan komunikasi dari film, radio, televise, media tatap muka, termasuk media tradisional, serta perkembangan media pers dan grafika berikut 17 patung setengah badan tokoh informasi dan komunikasi. Selain itu terdapat 4 diorama kecil operasional penerangan di bidang Pependes (Pekan Penerangan Pedesaan), pencerdasan kehidupan bangsa, penanggulangan bencana alam, dan Kelompencapir (Kelompok Pendengar, Pembaca, dan Pemirsa). Koleksi lain terdapat mesin ketik huruf Jawa yang digunakan sejak tahun 1917 oleh Keraton Surakarta, kamera perekam rapat kabinet RI pertama, Radio Oemoem tahun 1040, dll. Di lantai ini juga terdapat perpustakaan dan teater mini berdaya tampung 60 pengunjung, dilengkapi dengan tata suara modern, dan dapat digunakan untuk menyampaikan informasi secara audio visual serta pemutaran film dokumenter.
Koleksi di lantai 2 terdapat relief berukuran panjang 100 m dan lebar 1,5 m yang menggambarkan sejarah penerangan Indonesia selama 5 periode, peran penerangan dalam membangun kesatuan dan persatuan bangsa, dan penyampaian informasi melalui media cetak dan elektronik baik tradisional maupun modern. Selain itu, terdapat juga 7 diorama yang menggambarkan kegiatan penerangan dalam membangkitkan nasionalisme, menyatukan bangsa, dan mengisi kemerdekaan dengan pembangunan, termasuk percetakan Koran Retno Dhoemilah. Di samping itu, terdapat lukisan wajah Dr. Wahidin Soedirohusodo karya Sumidjo, berukuran 8 m x 7 m yang merupakan lukisan terbesar di Indonesia dan memperoleh sertifikat MURI.
Sedangkan koleksi di lantai 3 terdapat 3 studio mini PFN, studio mini RRI, TVRI dan display foto transparan. Hingga kini, museum penerangan mengharapkan peran serta masyarakat untuk bersama-sama mengembangkan museum penerangan. Peran serta itu akan diletakkan di tempat terhormat. Contohnya, koleksi sumbangan dari Djamaludin Adinegoro, Ismail Marzuki, dan Adam Malik menempati ruang istimewa di Museum Penerangan TMII.
Lokasi Museum Penerangan
Harga Tiket Masuk Museum Penerangan
Individu/Perorangan
- Gratis
Rombongan/Grup
- Gratis
*Untuk reservasi kunjungan Online dan Offline, silahkan hubungi nomor berikut ini : 08118132121 (Whatsapp)
*Untuk masuk ke museum tersebut wajib membeli tiket masuk ke area Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Tiket bisa dibeli melalui link berikut : Beli Tiket Masuk TMII
Harga Tiket Masuk TMII
- Pintu Masuk : Rp 25.000/orang
- Motor : Rp 15.000/unit
- Mobil : Rp 35.000/unit
- Bus : Rp 60.000/unit
- Truk : Rp 60.000/unit
- Sepeda : Rp 10.000/unit
Jam Operasional Museum Penerangan
- Buka : Senin – Minggu
- Tutup : –
- Jam : 09.00 – 15.00 WIB
Cara Menuju Museum Penerangan
KRL Commuter Line
- Dari arah Bekasi transit di Stasiun Manggarai dan naik jurusan Stasiun Bogor/Stasiun Depok untuk turun di Stasiun Pasar Minggu, lalu naik angkot S15A dan turun di SDN Dukuh 01. Dilanjutkan dengan naik angkot JAK.108 dan turun di TMII Pintu 3. Setelah itu perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 1.1 km menuju museum yang dituju.
- Dari arah Bogor dan Depok turun di Stasiun Pasar Minggu, lalu naik angkot S15A dan turun di SDN Dukuh 01. Dilanjutkan dengan naik angkot JAK.108 dan turun di TMII Pintu 3. Setelah itu perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 1.1 km menuju museum yang dituju.
- Dari arah Tangerang maka harus transit di Stasiun Duri dan di Stasiun Manggarai lalu naik jurusan Stasiun Bogor/Stasiun Depok untuk turun di Stasiun Pasar Minggu, lalu naik angkot S15A dan turun di SDN Dukuh 01. Dilanjutkan dengan naik angkot JAK.108 dan turun di TMII Pintu 3. Setelah itu perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh 1.1 km menuju museum yang dituju.
Transjakarta
Halte Transjakarta yang terdekat dari museum adalah Halte Makasar. Transjakarta yang melayani penumpang di Halte Makasar, yakni Transjakarta koridor 9 (Pluit – Pinang Ranti), 9C (Bundaran Senayan – Pinang Ranti, dan 9N (Simpang Cawang – Pinang Ranti).
7 thoughts on “Museum Penerangan – Sejarah, Harga Tiket, dan Jam Operasional”