Museum Bahari – Sejarah, Harga Tiket, dan Jam Operasional

Museum Bahari merupakan museum yang menyimpan berbagai macam koleksi yang berhubungan dengan kemaritiman bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang berlokasi di Jl. Pasar Ikan, Jakarta Utara, seberang Pelabuhan Sunda Kelapa. Museum tersebut saat ini dikelola dan diawasi langsung oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Daerah Khusus Ibu kota Jakarta. Lokasi museum ini cukup dekat dengan Museum Fatahillah.

Gedung Museum Bahari
Gambar : Gedung Museum Bahari (Wikimedia/Haryo Sutanto)

Sejarah Museum Bahari

Pada masa pemerintahan Belanda, bangunan ini dulunya merupakan sebuah gudang yang berfungsi untuk penyimpanan, dan tempat menyortir hasil bumi, seperti rempah-rempah yang merupakan komoditas utama VOC dan sangat laris di pasaran Eropa saat itu. Bangunan bersejarah ini memiliki 2 sisi yang berdiri persis di samping muara Ci Liwung, sisi barat dikenal dengan nama Westzijdsche Pakhuizen (Gudang Barat) (dibangun secara bertahap pada tahun 1652-1771) dan sisi timur dikenal dengan nama Oostzijdsche Pakhuizen (Gudang Timur).

Perlu kalian ketahui, gudang barat yang terdiri dari 4 unit bangunan dan 3 unit di antaranya tersebut merupakan bangunan yang digunakan sebagai Museum Bahari. Bangunan ini dulunya digunakan sebagai tempat penyimpanan barang dagangan utama VOC di Nusantara, mulai dari rempah-rempah, kopi, teh, tembaga, timah, dan tekstil. Selain bangunan gudang utama yang tidak jauh lokasinya dari sana, terdapat pula bangunan menara yang berlantai 3 yang saat ini dikenal dengan nama Menara Syahbandar yang dulunya merupakan bangunan bekas Bastion Culemborg, yaitu sebuah benteng sekaligus tembok pertahanan kota Batavia.

Pada saat penjajahan Jepang, bangunan tersebut digunakan sebagai tempat penyimpanan barang logistik tentara Jepang. Setelah Indonesia merdeka, bangunan ini mulai digunakan oleh PLN (Perusahaan Listrik Negara) dan PTT (Pos Telekomunikasi Telegraf) sebagai gudang. Pada tahun 1976, bangunan bersejarah ini mulai dipugar kembali dan dijadikan sebagai cagar budaya. Setelah proses pemugaran selesai, pada tanggal 7 Juli 1977 bangunan tersebut diresmikan sebagai Museum Bahari oleh Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin.

Peristiwa

Pada tanggal 16 Januari 2018 pukul 08.55 WIB, telah terjadi insiden kebakaran di Museum Bahari. Kebakaran tersebut mengakibatkan barang-barang yang bernilai sangat tinggi akan sejarahnya hangus seketika yang diduga terjadi karena korsleting listrik. Banyak koleksi yang terbakar dan rusak akibat kebakaran yang terjadi, seperti koleksi miniatur mercusuar, perahu tradisional hingga rambu-rambu laut yang berada di gedung C. Bahkan koleksi sumbangan dari 4 negara yaitu Amerika, Inggris, Australia, dan Belanda yang berada di area pameran Perang Laut Jawa ikut ludes terbakar. Masih banyak benda-benda bersejarah lainnya yang tidak sempat untuk diselamatkan. Hal ini tentunya menjadi salah satu musibah bagi dunia permuseuman di Indonesia. Dikarenakan nilai budaya, sejarah, dan peradaban yang ada di museum tersebut sangat tidak ternilai harganya.

Setelah peristiwa kebakaran tersebut, museum mulai dibenahi kembali dan dibuka untuk umum pada tanggal 23 Januari 2018. Walaupun saat itu kondisinya belum pulih 100%, akan tetapi sudah dianggap lebih kondusif.

Koleksi Museum Bahari

Koleksi yang disimpan di museum terdiri dari berbagai jenis perahu tradisional dengan aneka bentuk, gaya dan ragam hias, hingga kapal zaman VOC. Terdapat juga berbagai model miniatur kapal modern dan perlengkapan penunjang kegiatan pelayaran yang digunakan oleh pelaut seperti alat navigasi, jangkar, teropong, model mercusuar dan meriam.

Replika Kapal Zaman VOC
Gambar : Replika Kapal Zaman VOC (Google Maps/Juil Kim)
Rempah-rempah
Gambar : Rempah-rempah (Google Maps/Dewantoro Dwiputro Nugroho)

Tidak hanya itu saja, terdapat juga koleksi biota laut, data-data jenis dan sebaran ikan di perairan Indonesia, aneka perlengkapan serta cerita, lagu tradisional masyarakat nelayan Nusantara, matra TNI AL, koleksi kartografi, maket Pulau Onrust, tokoh-tokoh maritim Nusantara dan perjalanan kapal KPM Batavia – Amsterdam.

Diorama Penjelajah Dari Eropa
Gambar : Diorama Penjelajah Dari Eropa (Google Maps/Ngurah Anom)
Biota Laut
Gambar : Biota Laut (Google Maps/Lin Wie)

Berbagai koleksi yang ada di museum dipamerkan ke dalam sejumlah pembagian ruang, seperti Ruang Masyarakat Nelayan Indonesia, Ruang Teknologi Menangkap Ikan, Ruang Biota Laut, Ruang Navigasi, dan Ruang Pelayaran Kapal Uap dan Pelabuhan Jakarta.

Lokasi Museum Bahari

Harga Tiket Masuk Museum Bahari

Individu/Perorangan

*Harga tiket masuk khusus hari Selasa – Jumat.

  • Dewasa : Rp 10.000
  • Pelajar/Mahasiswa/Anak-anak : Rp 5.000
  • WNA/Turis : Rp 50.000

*Harga tiket masuk khusus hari Sabtu – Minggu.

  • Dewasa : Rp 15.000
  • Pelajar/Mahasiswa/Anak-anak : Rp 5.000
  • WNA/Turis : Rp 50.000

Rombongan/Grup

*Harga tiket masuk khusus hari Selasa – Jumat.

  • Dewasa : Rp 7.500
  • Pelajar/Mahasiswa/Anak-anak : Rp 3.750

*Harga tiket masuk khusus hari Sabtu – Minggu.

  • Dewasa : Rp 11.500
  • Pelajar/Mahasiswa/Anak-anak : Rp 3.750

*Untuk rombongan/grup diharuskan beranggotakan minimal 30 orang.
*Untuk pembelian tiket bisa melalui loket yang tersedia di museum dan pembayaran bisa melalui QRIS, Jakcard atau cash.

Jam Operasional Museum Bahari

  • Buka : Selasa – Minggu
  • Tutup : Senin
  • Jam : 08.00 – 16.00 WIB

Cara Menuju Museum Bahari

KRL Commuter Line

  • Dari arah Bekasi harus transit di Stasiun Manggarai lalu naik tujuan Stasiun Jakarta Kota. Dari Stasiun Jakarta Kota dilanjutkan dengan naik angkot No. M15 (Tanjung Priok-Kota) dan berjalan kaki sekitar 250 m menuju museum yang dituju.
  • Dari arah Bogor dan Depok bisa langsung naik kereta tujuan akhir Stasiun Jakarta Kota. Dari Stasiun Jakarta Kota dilanjutkan dengan naik angkot No. M15 (Tanjung Priok-Kota) dan berjalan kaki sekitar 250 m menuju museum yang dituju.
  • Dari arah Tangerang maka harus transit di Stasiun Duri lalu naik kereta tujuan Stasiun Manggarai. Dari Stasiun Manggarai naik kereta tujuan Stasiun Jakarta Kota. Dari Stasiun Jakarta Kota dilanjutkan dengan naik angkot No. M15 (Tanjung Priok-Kota) dan berjalan kaki sekitar 250 m menuju museum yang dituju.

Transjakarta

  • Dari Jakarta Selatan, Jakarta Pusat dan Jakarta Barat bisa langsung naik Transjakarta koridor 1 (Blok M-Kota) lalu turun di Halte Transjakarta Kota. Dari Halte Transjakarta Kota dilanjutkan dengan naik angkot No. M15 (Tanjung Priok-Kota) dan berjalan kaki sekitar 250 m menuju museum yang dituju.
  • Dari Jakarta Utara bisa langsung naik Transjakarta koridor 1A (PIK-Balai Kota) lalu turun di Halte Transjakarta Kota dilanjutkan dengan naik angkot No. M15 (Tanjung Priok-Kota) dan berjalan kaki sekitar 250 m menuju museum yang dituju.
  • Dari Jakarta Timur naik koridor 9 (Pinang Ranti-Pluit) lalu turun di Halte Transjakarta Semanggi. Dari sana menyeberang ke Halte Transjakarta Bendungan Hilir. Lalu lanjut naik TransJakarta koridor 1 (Blok M-Kota) dan turun di Halte Transjakarta Kota. Dari Halte Transjakarta Kota dilanjutkan dengan naik angkot No. M15 (Tanjung Priok-Kota) dan berjalan kaki sekitar 250 m menuju museum yang dituju.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *