Taman Nasional Gunung Halimun Salak – Sejarah, Harga Tiket, dan Jam Operasional

Taman Nasional Gunung Halimun Salak merupakan taman nasional yang berlokasi diantara Kabupaten Sukabumi dan Bogor, Jawa Barat dengan luas 113.357 hektar. Taman nasional ini menjadi tempat tinggal bagi fauna, flora dan beberapa kelompok masyarakat adat, seperti masyarakat adat Kasepuhan Banten Kidul dan masyarakat suku Baduy.

Taman Nasional Gunung Halimun Salak
Gambar : Taman Nasional Gunung Halimun Salak (Google Maps/Andi Sofyan)

Sejarah Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Kawasan Gunung Halimun telah diresmikan menjadi hutan lindung semenjak tahun 1924, luasnya pada saat itu 39.941 hektar. Kemudian pada tahun 1935 kawasan hutan ini diubah statusnya menjadi Cagar Alam Gunung Halimun. Status cagar alam ini bertahan hingga tahun 1992, ketika kawasan ini ditetapkan menjadi Taman Nasional Gunung Halimun dengan luas 40.000 hektar pada tanggal 28 Februari 1992 oleh Menteri Kehutanan. Sampai dengan 5 tahun kemudian, pengelolaan taman nasional ini “dihibahkan” kepada Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang wilayahnya berdekatan. Kemudian pada tanggal 23 Maret 1997, taman nasional ini memiliki unit pengelolaan yang tersendiri sebagai Balai Taman Nasional Gunung Halimun.

Menurut surat keputusan Menteri Kehutanan pada tahun 2003, kawasan hutan TN Gunung Halimun diperluas dan ditambah dengan kawasan hutan-hutan lainnya, seperti kawasan Gunung Salak, Gunung Endut dan beberapa bidang hutan lain di sekelilingnya, yang awalnya merupakan kawasan hutan di bawah pengelolaan Perum Perhutani. Sebagian besar wilayah ini, termasuk kawasan hutan Gunung Salak yang sebelumnya berstatus hutan lindung. Sempat terjadi kekhawatiran akan masa depan hutan-hutan ini, yang terus mengalami tekanan kegiatan masyarakat dan pembangunan di sekitarnya, serta harapan berbagai pihak untuk menyelamatkan fungsi dan kekayaan ekologi wilayah ini, telah mendorong diterbitkannya surat keputusan tersebut. Dengan ini, namanya berganti menjadi Balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak, dan luasnya bertambah menjadi 113.357 hektar.

Koleksi Di Area Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Flora

Di taman nasional ini terdapat 116 dan 105 spesies pohon di zona submontana, yaitu rasamala (A. excelsa) dan ki anak (C. acuminatissima) dan 46 spesies pohon di zona montana, yaitu jamuju (Dacrycarpus imbricatus), ki bima (Podocarpus blumei) dan ki putri (P. neriifolius), sedangkan pada zona perbukitan di wilayah Citorek terdapat 91 spesies pohon, dari 70 genus dan 36 suku. Suku yang dominan adalah Fagaceae, yang diwakili oleh 10 spesies dan 144 (dari total 519) individu pohon dan diikuti oleh Lauraceae, yang diwakili oleh 9 spesies dan 26 individu pohon. Jenis-jenis yang memiliki nilai penting tertinggi, berturut-turut adalah ki riung anak (Castanopsis acuminatissima), pasang parengpeng (Quercus oidocarpa), puspa (Schima wallichii), saketi (Eurya acuminata), dan rasamala (Altingia excelsa). Jenis-jenis tersebut membentuk 3 tipe komunitas hutan yang berbeda, yakni tipe Castanopsis acuminatissima – Quercus oidocarpaSchima wallichii – Castanopsis acuminatissima, dan Schima wallichii – Eurya acuminata.

Tanaman Ki Putri (Podocarpus Neriifolius)
Gambar : Tanaman Ki Putri (Podocarpus Neriifolius) (Wikipedia/Crusier)

Fauna

Di taman nasional ini terdapat kelompok mamalia yang terdaftar sebanyak 61 spesies. Di antaranya termasuk satwa langka, seperti macan tutul jawa (Panthera pardus melas), owa jawa (Hylobates moloch), surili (Presbytis aygula), lutung budeng (Trachypithecus auratus), dan ajag (Cuon alpinus). Tidak hanya itu, tercatat tidak kurang dari 244 spesies yang di antaranya adalah 27 spesies jenis burung endemik pulau Jawa yang memiliki daerah sebaran terbatas dan di antaranya 23 spesies burung migran, contohnya elang jawa (Nisaetus bartelsi), luntur jawa (Apalharpactes reinwardtii), ciung-mungkal jawa (Cochoa azurea), celepuk jawa (Otus angelinae), dan gelatik jawa (Lonchura oryzivora). Masih banyak fauna yang hidup di kawasan ini seperti kodok, kadal, ular, biawak, kura-kura dan serangga.

Ajag (Cuon Alpinus)
Gambar : Ajag (Cuon Alpinus) (Wikipedia/Davidvraju)

Lokasi Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Harga Tiket Masuk Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Individu

  • Wisatawan Nusantara/Lokal : Rp 5.000/orang (hari kerja)
  • Wisatawan Nusantara/Lokal : Rp 7.500/orang (hari libur)
  • Wisatawan Mancanegara/WNA : Rp 150.000/orang (hari kerja)
  • Wisatawan Mancanegara/WNA : Rp 225.000/orang (hari libur)

Rombongan/Grup

  • Wisatawan Nusantara/Lokal : Rp 3.000/orang (hari kerja)
  • Wisatawan Nusantara/Lokal : Rp 4.500/orang (hari libur)
  • Wisatawan Mancanegara/WNA : Rp 100.000/orang (hari kerja)
  • Wisatawan Mancanegara/WNA : Rp 150.000/orang (hari libur)

Biaya Parkir

  • Roda 2 : Rp 5.000 (hari kerja)
  • Roda 2 : Rp 7.500 (hari libur)
  • Roda 4 : Rp 10.000 (hari kerja)
  • Roda 4 : Rp 15.000 (hari libur)
  • Roda 6 : Rp 50.000
  • Sepeda : Rp 2.000

*Untuk harga kunjungan Rombongan/Grup minimal 10 orang.
*Untuk info lebih lanjut mengenai informasi wisata TN Gunung Halimun Salak silahkan klik link berikut : Website TN Gunung Halimun Salak.
*Untuk booking pendakian bisa kalian akses melalui link berikut : Booking Pendakian.

Jam Operasional Taman Nasional Gunung Halimun Salak

  • Buka : Senin – Minggu
  • Jam : 00.00 – 23.00 WIB (24 Jam)

Cara Menuju Taman Nasional Gunung Halimun Salak

Bagi kalian yang ingin berkunjung, terdapat rute akses untuk menuju ke Taman Nasional Gunung Halimun Salak.

1. Jalur Jakarta

Dari Jakarta, pengunjung dapat menggunakan Tol Jakarta – Merak menuju Gerbang Tol Serpong. Lanjutkan perjalanan menuju Jalan Raya Serpong – Cinangka – Parung – Caringin – Ciampea – Jonggol. Setelah melewati Jonggol, perjalanan akan berlanjut ke arah Caringin – Cigombong – Parungkuda – Cicurug – Cireungas – Gunung Malang – Cipanas. Kemudian, pengunjung akan menemukan Jalan Raya Cipanas. Ikuti terus jalan ini sampai tiba di lokasi Taman Nasional Halimun Salak.

2. Jalur Bogor

Dapat melewati Jakarta (Tol Jagorawi) – Keluar Tol sentul dan masuk lagi ke Tol Bogor ring Road lalu keluar Yasmin di lanjutkan mengambil jalur ke IPB/Lewiliang – Nanggung – Desa Curug Bitung – Desa Wisata Malasari (kampung wisata Halimun Ciwalen) – Perkebunan Teh Nirmala Agung – kampung Citalahab – Cikaniki Reaserch Centre.

3. Jalur Sukabumi

Dari Jakarta dapat ditempuh sekitar 4-5 jam perjalanan melewati Jakarta (Tol Jagorawi) – Keluar Tol Ciawi – Parung Kuda (arah Sukabumi, belok ke kanan di Stasiun Kereta Parung Kuda) – Kabandungan (Kantor Balai TNGHS) – Cikaniki – Citalahab.

4. Jalur Banten

Pengunjung terlebih dulu masuk ke kampung adat kasepuhan Ciptagelar dilanjutkan dengan jalan kaki/trekking ke kampung Citalahab.

*Untuk memastikan keakuratan rute, disarankan bagi wisatawan/pengunjung untuk tetap menggunakan aplikasi penunjuk jalan (Google Maps/Waze).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *