Museum Tekstil – Sejarah, Harga Tiket, dan Jam Operasional

Museum Tekstil diresmikan oleh Ibu Tien Suharto (Istri Presiden Indonesia Kedua) pada tanggal 28 Juni 1976. Lokasi museum berada di Jl. K.S. Tubun, dekat dengan pasar tanah abang. Dibangunnya museum tersebut dengan tujuan untuk melestarikan budaya tekstil di Indonesia. Sedangkan untuk visinya, untuk menjadikan museum sebagai pusat pelestarian Wastra Indonesia (Kain tradisional yang sarat akan makna budaya nusantara) dan sebagai kunjungan wisata seni dan budaya yang bertaraf Internasional. Gagasan ini pun didukung oleh Wastraprema (Komunitas pencinta kain, tenun dan batik Indonesia). Selain sebagai museum, bangunan ini merupakan situs cagar budaya yang diresmikan pada tanggal 27 Februari 1988.

Gedung Museum Tekstil
Gambar : Gedung Museum Tekstil (Google Maps/Takadarasa)

Sejarah Museum Tekstil

Sebelum menjadi museum, dulunya bangunan tersebut merupakan rumah pribadi milik warga asal Prancis yang dibangun pada abad ke-19. Kemudian rumah tersebut dibeli oleh konsulat (Pejabat Diplomatik) asal Turki yang bernama Abdul Azis Almussawi Al Kazimi untuk menetap di Indonesia. Setelah tugas dinasnya selesai di Indonesia, beliau menjual rumahnya kepada Dr. Karel Christian Cruq pada tahun 1942. Saat masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, rumah ini sempat menjadi markas Barisan Keamanan Rakyat (BKR). Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1947 rumah tersebut dijadikan tempat tinggal oleh Lie Sion Pin. Pada tahun 1952, Departemen Sosial membeli rumah tersebut dan menyerahkannya kepada Pemda DKI Jakarta pada tanggal 25 Oktober 1975. Kemudian pada tanggal 28 Juni 1976, rumah tersebut diresmikan sebagai museum oleh Ibu Tien Soeharto.

Didirikannya Museum Tekstil disebabkan oleh penurunan tren terhadap kain tradisional yang dimulai pada tahun 1970. Penurunan tren tersebut berakibat terhadap kurangnya pemahaman mengenai penggunaannya serta kuantitas dan kualitas kain tradisional. Maka dari itu, terdapat dukungan dari para komunitas pencinta kain tradisional untuk membuat sebuah organisasi yang bertujuan untuk melestarikan kain tradisional Indonesia. Organisasi Wastraprema pun resmi dibentuk dan mereka menyumbangkan 500 kain tradisional kepada pemerintahan DKI Jakarta.

Setelah organisasi diresmikan, pada tahun 1985 dibangunlah 2 gedung baru yang digunakan sebagai ruang perawatan, ruang penyimpanan koleksi, ruang pengenalan wastra, auditorium, perpustakaan dan kantor. Pada tanggal 2 Oktober 2010, pihak pengelola museum melakukan kerja sama dengan Yayasan Batik Indonesia dan meresmikan Galeri Batik dengan tujuan menyajikan koleksi Batik dari berbagai daerah di Indonesia.

Koleksi Museum Tekstil

Di dalam museum sebenarnya terdapat sekitar 1914 koleksi kain. Hanya saja, yang dipilih untuk dipamerkan dan dipublikasikan berjumlah 120 kain. Kain-kain tersebut berasal dari tiap daerah dengan segala corak dan karakteristik yang berbeda-beda. Setiap koleksi ada yang didapatkan dengan cara pembelian, sumbangan dan hibah. Terdapat 4 jenis koleksi kain yang ada di museum diantaranya : Kain Tenun, Kain Batik, Kain Kontemporer, dan Kain Campuran.

Proses Membatik
Gambar : Proses Membatik (Google Maps/Ahmad Zaidan)

Tidak hanya koleksi kain saja, tapi di museum terdapat juga koleksi bahan pewarna batik alami, motif-motif cap batik, tata cara proses membatik dan berbagai macam interior-interior yang bermotif batik seperti tempat tidur, furniture, topeng, dan wayang golek. Di luar area museum terdapat taman pewarna alam dengan luas 2.000m², taman tersebut difungsikan sebagai melestarikan dan memperkenalkan pepohonan yang biasa dijadikan sebagai pewarna alami. Contohnya pohon yang ditanam adalah pohon nangka (Warna Kuning), pohon sawo (Warna Coklat), dan pohon lobi-lobi (Warna Merah).

Galeri Batik
Gambar : Galeri Batik (Google Maps/Ahmad Zaidan)

Lokasi Museum Tekstil

Harga Tiket Museum Tekstil

Individu/Perorangan

*Harga tiket masuk khusus hari Selasa – Jumat.

  • Dewasa : Rp 10.000
  • Pelajar/Mahasiswa/Anak-anak : Rp 5.000
  • WNA/Turis : Rp 50.000

*Harga tiket masuk khusus hari Sabtu – Minggu.

  • Dewasa : Rp 15.000
  • Pelajar/Mahasiswa/Anak-anak : Rp 5.000
  • WNA/Turis : Rp 50.000

Rombongan/Grup

*Harga tiket masuk khusus hari Selasa – Jumat.

  • Dewasa : Rp 7.500
  • Pelajar/Mahasiswa/Anak-anak : Rp 3.750

*Harga tiket masuk khusus hari Sabtu – Minggu.

  • Dewasa : Rp 11.250
  • Pelajar/Mahasiswa/Anak-anak : Rp 3.750

*Untuk rombongan/grup diharuskan beranggotakan minimal 30 orang.

*Untuk pembelian tiket bisa melalui loket yang tersedia di museum dan pembayaran bisa melalui Jakcard.

Jam Operasional Museum Tekstil

  • Buka : Selasa – Minggu
  • Tutup : Senin
  • Jam : 09.00 – 15.00 WIB

Cara Menuju Museum Tekstil

KRL Commuter Line

Naik kereta tujuan Stasiun Jatinegara/Duri/Angke kemudian turun di Stasiun Tanah Abang. Dari Stasiun Tanah Abang dilanjutkan dengan berjalan kaki melalui JPO dan mengikuti papan arah menuju museum yang dituju.

Transjakarta

Naik bis Transjakarta tujuan Halte Transjakarta Petamburan. Dari Halte Transjakarta Slipi Petamburan dilanjutkan dengan naik angkot Jaklingko M11 (Tanah Abang) atau Gojek/Grab menuju museum yang dituju.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *